Jumat, 04 Juli 2014

Yance Sunur Kembali Datangi Masyarakat Terpencil


Setelah melakukan kunjungan kerja ke Dusun Kahatawa Alap Atadei,salah satu dusun terpencil di Kecamatan Wulandoni kamis 26/06, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur kembali melakukan kunjungan kerja ke salah satu desa terpencil di Kecamatan Atadei. Waimuda-Nuba buto  adalah desa subur di lembah salah satu bukit yang mengeliligi Kecamatan Atadei. Desa yang terkenal sebagai sumber mata air ini berpenduduk kurang lebih seratus sembilan puluhan orang. Akses ke desa ini sangat sulit terutama di musin hujan walaupun sebenarnya letaknya terbilang dekat dengan ibu kota kabupaten,hanya sekitar belasan kilo meter.  Infrastruktur jalan yang sampai sekarang belum mengalami peningkatan mengakibatkan rendahnya moblitass masyarakat termasuk kesulitan mereka memasarkan kelimpahan  hasil-hasil pertaniannya. 
                Senin 30/06 Yance Sunur datang berdialog dan mendengarkan berbagai persoalan yang dialami masyarakat desa Nuba Buto. Sebagaimana disaksikan, antusiame masyarakat sangat tinggi menyambut kehadirannya. Bagi Masyarakat Nuba Buto, ini adalah kali pertama bagi mereka dikunjungi orang nomor satu di Kabupaten. Rudolfus Ali Kesen, Kepala Desa dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Yance sunur karena berinisiatif datang ke tengah mereka. Bagi Rudolfus, seorang pemimpin harus datang dan melihat sendiri keadaan masyarakatnya agar tepat dalam mengambil kebijakan pembangunan. Sudah banyak sekali program pemerintah yang turun ke desanya  tetapi selalu terkendala dalam pelaksanaannya karena tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Program pemerintah terutama dari dinas pertanian setiap tahun belum optimal direalisasikan karena ketidaksesuaian ini, katanya.
                Dalam sambutan  Yance sunur menyatakan keprihatinannya atas apa yang dialami masyarakat Nuba Buto. "Saya mengelilingi hampir semua desa terpencil di Lembata dan keadaan masyarakat rata-rata sama. Semua mengeluh soal jalan dan saya sadari betul hal ini. Kondisi geografis dengan letak desa sangat  berjauhan satu dengan lainnya di beberapa kecamatan membuat kita kesulitan membangun jalan yang sekian panjang hanya untuk menuju ke satu desa saja.  Kita sudah mulai dengan proyek multi years tetapi ini tentunya tidak bisa serentak semua persoalan jalan bisa selesai dalam waktu dekat. Pemda berkonsentrasi untuk melakukan peningkatan jalan-jalan utama yang menghubungkan semua kecamatan dengan ibu kota kabupaten. Tetapi bukan berarti kita mengabaikan jalan ke desa-desa. Hari ini saya datang ke desa ini karena walaupun daerah kekurangan dana untuk infrastruktur jalan sampai  ke desa-desa terpencil seperti ini, tetapi desa yang paling sulit tentunya akan menjadi prioritas. Oleh karena itu hari ini saya datang karena mau rasakan sendiri. Tahun depan kita kerja jalan ke Nuba Buto,  kata Yance.
                Dalam dialog, selain jalan masyarakat juga mengeluhkan soal listrik yang sampai saat ini belum bisa dinikmati. Yance Sunur menjanjikan listrik tenaga surya yang akan direalisasikannya tahun depa untuk desa ini. Menurut Yance, Kalau kita pakai mesin listrik maka akan membebankan masyarakat karena harus menanggung biaya BBM. Pengalaman menunjukkan bahwa desa-desa yang telah menggunakan PLTD mengalami banyak kendala terkait BBM sehingga listrik lebih banyak macetnya. Sehingga Pemda akan mengusahakan listrik tenaga surya untuk desa-desa yang sangat membutuhkan termasuk desa Nuba Buto.
                Sebagaimana kunjungan  Yance Sunur ke desa-desa terpencil lain di Lembata, jalan, listrik dan air untuk masyarakat yang sangat membutuhkan di desa-desa terpencil menjadi prioritas dalam kebijakan pembangunannya. Selain berusaha merubah wajah kota Lewoleba, sampai saat ini Yance Sunur rajin mengunjungi desa-desa untuk melihat dan mendengar langsung agar bisa mengambil langkah tepat untuk  membantu masyarakat yang sangat membutuhkan ketiga infrastruktur dasar ini.

Minggu, 27 Oktober 2013

Green Off Road Lembata NTT : Promosikan Pariwisata Lembata

Komitmen kuat Bupati  Lembata Eliazer Yentji Sunur mempromosikan pariwisata Lembata terbukti lagi dengan digelarnya Green Off Road Lembata. Olahraga fenomenal ini sengaja digelar sebagai salah satu kegiatan dalam Rally Wisata Bahari untuk mempromosikan pariwisata Lembata ke ajang nasional dan internasional. Dengan mengikutsertakan negara tetangga Timor Leste, event yang baru pertama terjadi di Flores dan Lembata ini mampu menunjukkan kegigihan Bupati Lembata berjuang membuka akses sebanyak-sebanyaknya ‘dari’ dan ‘ke’ Lembata. “Konektivitas”, demikianlah kata kunci yang terus diperjuangkan apabila Lembata ingin berlari sedikit lebih cepat dari kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur. Sebagai sebuah kabupaten pulau, Lembata tidak bisa tidak, mesti sebanyak mungkin membuka hubungan kerjasama dalam segala bidang dengan kabupaten tetangga, propinsi tetangga dan bahkan dengan negara tetangga. Membuka jalur pelayaran baru ke Wakatobi dan ikutnya Team Off Road Timor Leste dalam Rally Wisata Bahari Lembata membuktikan secara terang kecerdasan kebijakan pembangunan  yang diambil Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur.
Green Off Road Waijarang 22 Oktober 2013 adalah tontonan baru untuk masyarakat Lembata. Tingginya antusiasme masyarakat menyaksikan ajang balap mobil ini memperlihatkan betapa masyarakat Lembata begitu mendambakan hal-hal baru. Perubahan yang menjadi impian seluruh lapisan masyarakat perlahan mulai diwujudkan dengan memperkenalkan Lembata ke dunia luar melalui event-event yang digelar. “kita harus bisa mulai. Tidak bisa kita tunggu sampai semua jalan ini beres. Kalau kita tunggu maka sampai lima puluh tahun kedepan pun, Lembata tidak dikenal. Segala kekurangan yang ada tidak berarti membuat kita mundur. Kita harus maju terus. Langkah memajukan pariwisata Lembata harus dimulai dengan kegencaran mempromosikan keindahan alam dan keunikan budaya yang kita miliki. Oleh karena itu kita harus bisa membuat event yang memancing orang kesini. Saya tahu saya ditantang tapi saya tidak pernah mundur untuk menjadikan Lembata lebih baik kedepan”. Demikian yang selalu dikatakan Yance Sunur dalam sambutannya di beberapa tempat destinasi wisata Lembata dalam rangkaian kegiatan Rally Wisata Bahari.
Green Off Road Lembata ini juga diikuti offroader lokal diantaranya Jhon Ndolu, Hans Lapuen, Boby Wahon dan Peter Witak. Kehadiran offroader Lembata ini memberi warna lain bagi ajang balap mobil perdana di Flores-Lembata ini. Betapa tidak, sebagai pemula mereka mampu mengimbangi ketangguhan offroader negara tetangga Timor Leste di kelas ekstrem dan speed. Di luar dugaan, mereka tampil memukau dan berhasil meraih juara tiga dan empat di kelas ekstrem dan juara empat dan lima di kelas speed.

Jumat, 25 Oktober 2013

Green Off Road Lembata Nusa Tenggara Timur : Promosikan Pariwisata Lembata

Green Off Road Lembata Nusa Tenggara Timur. Event Perdana di Flores-Lembata. Bukti Komitmen Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur Promosikan Pariwisata Lembata. Rangkaian Rally Wisata Bahari Lembata. Waijarang, 22 Oktober 2013

Rabu, 14 Agustus 2013

Sambut Hari Kemerdekaan RI, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur bersama Ibu Bantu Sembako dan Pengobatan Gratis

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur bersama ibu Margyati Kandou hari Rabu, 14/o8/2013 melakukan bakti sosial di Desa Watuwawer Kecamatan Atadei Lembata NTT. Dalam tema “Kebangunan Rohani Katolik” Bupati bersama rombongan dari Yayasan Elisabeth Ministry melakukan bakti sosial dengan membagi sembako, menggelar pengobatan gratis dan menyerahkan salib Yesus Kristus untuk gereja Watuwawer. Acara dimulai dengan perarakan salib suci dan ibadat kemudian dilanjutkan dengan pengobatan gratis dan pembagian sembako serta tak lupa pula pembagian perlengkapan sekolah dan  mainan untuk anak-anak.
Ekspresi kegembiraan terlihat jelas di wajah masyarakat desa Watuwawer dan lima desa sekitar selama kegiatan berlangsung. Acara yang digelar menjelang 17 agustus ini ditujukan semata untuk membantu dan membawah kegembiraan bagi masyarakat. “hari ini kami juga menyerahkan salib suci untuk gereja ini sebagai tanda kemerdekaan. Kita semua harus memikul salib yang berat ini bersama -sama agar bisa sampai ke tujuan,keselamatan kita semua. Untuk tahun depan pemerintah sudah menganggarkan pengerjaan jalan ke Atadei ini. Saya minta supaya dukung pemerintah agar jalan ini bisa dikerjakan. Semoga DPRD menyetujui agar dengan jalan yang sudah bagus masyarakat Atadei dapat merebut semua peluang yang ada untuk lebih maju. Saya sudah sampaikan beberapa bulan yang lalu kalau ada masyarakat yang mau membuka kebun yang luas sampai satu hektar dan butuh alat berat maka sampaikan kepada saya, saya akan bantu alat berat secara gratis, tapi sampai dengan hari ini belum ada yang sampaikan ke saya. Demikian yang disampaikan Eliaser Yentji Sunur dalam sambutan pada kesempatan tatap muka bersama seluruh masyarakat yang hadir.
Sementara Ibu Margyati Kandou dalam sambutan meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat untuk suaminya  agar dapat memimpin Lembata ini dengan sukses. “Saya harus bekerja di Jakarta pada bidang saya yang sudah saya mulai jauh sebelum suami saya jadi Bupati dan terpaksa tidak bisa terus berada di Lembata. Saya bekerja disana dan menyisihkan hasil kerja saya untuk membantu masyarakat Lembata dalam kesempatan-kesempatan seperti ini. Bakti sosial ini sudah kami buat dari tahun lalu di Mingar dan tahun ini di dua Tempat yakni disini Atadei dan besok di Lebatukan”.